-->

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO BISNIS LENGKAP


Berisi tentang materi manajemen risiko bisnis lengkap, mulai dari pendahuluan, pembahasan hingga penutup. Semoga bermanfaat!




BAB I PENDAHULUAN 


1.1 LATAR BELAKANG

Risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Setiap bisnis pasti mengandung risiko. Tidak ada bisnis yang tidak memiliki risikorisiko. Baik itu usaha di bidang keuangan maupun usaha selain di bidang keuangan atau usaha jasa pasti memiliki risiko bisnis. Semua yang membuka usaha seharusnya sadar bahwa setiap keputusan yang diambilnya pasti mengandung risiko. Oleh karena itu, seorang pelaku usaha harus bisa mengelola risiko bisnis. 

Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis puntak luput dari ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia bisnis akanm enyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya dengan harapan penjualanya dapat meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah adanya promosi besar-besaran. Risiko dalam bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan kerugian potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses meraih tujuan dengan mudah. Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Risiko, bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan, dan pencurian adalah beberapa contoh dari risiko yang sering terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan ini tidak melakukan tindakan untuk pencegahan risiko yang akan timbul nantinya.


1.2 RUMUSAN MASALAH 

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan risiko manajemen bisnis? 

1.2.2 Bagaimana bentuk dari sektor usaha dan manajemen risiko? 

1.2.3 Bagaimana cara menerapkan manajemen risiko bisnis?


1.3 TUJUAN 

1.3.1 Memahami arti dari risiko manajemen bisnis 

1.3.2 Mengetahui sektor usaha dan risiko bisnis 

1.3.3 Memahami penerapan manajemen risiko bisnis


1.4 MANFAAT 

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan bagi para pembaca mengenai “Manajemen Risiko Bisnis”, yang di dalamnya berisi penjelasan mengenai pengertian dari resiko manajemen bisnis, sektor usaha dan risiko bisnis, dan penerapan manajemen risiko bisnis.


BAB II PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Risiko Bisnis 

Menurut Badan Sertifikat Manajemen Risiko, risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Dengan demikian, dapat disimpulkan risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Banyak kasus yang menunjukkan pentingnya mengelola risiko bisnis misalnya kasus BestBank, Boulder, Colorado pada bulan juli 1998. Kelalaian perusahaan dalam membuat provisi yang cukup untuk mengantisipasi kredit macet menyebabkan mereka mengalami kerugian sekitar USD 200 juta. Perusahaan terlena karena menghasilkan tingkat pendapatan yang tinggi. Dari kasus tersebut seharusnya perusahaan perlu mengelola risiko bisnis secara lebih serius dan sistematis.

2.2 Sektor Usaha dan Risiko Bisnis 

Ketika sebuah usaha baru dimulai, pengusaha disarankan untuk memiliki referensi dan pengalaman sebanyak mungkin. Referensi bisa didapat dari rencana bisnis perusahaan. Dengan demikian, kegagalan dalam berbisnis dapat diminimalkan. Berikut disampaikan beberapa risiko bisnis pada beberapa sektor usaha non keuangan.






2.3 Penerapan Manajemen Risiko Bisnis 

Penerapan manajemen risiko bisnis bagi perusahaan yang idela minimal terdiri atas beberapa cakupan : 

  • Adanya pengawasan aktif dari dewan komisaris dan direksi. 
  • Adanya kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko. 
  • Adanya proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem informasi untuk risiko bisnis. 
  • Adanya sistem pengendalian intern. 

2.3.1 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi 

a. Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Direksi dan Komisaris 

Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Direksi dan Komisaris Direksi dan komisaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab menyusun dan menyetujui rencana bisnis dan mengomunikasikan kepada pejabat dan atau pegawai perusahaan pada setiap jenjang organisasi. Direksi bertanggung Jawab dalam penerapan manajemen risiko bisnis, termasuk menjamin bahwa sasaan bisnis yang ditetapkan telah sejalan dengan misi dan visi perusahaan. Direksi juga berwenang memberikan persetujuan terhadap rencana bisnis serta melakukan tinjauan berkala. Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang mendukung perumusan dan pemantauan pelaksanaan rencana bisnis. Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen risiko bisnis telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada seluruh level operasional terkait dibawahnya. Dalam hal direksi mendelegasikan sebagian dari tanggung jawabnya kepada pejabat eksekutif dan manajemen dibawahnya, pendelegasian tersebut tidak menghilangkan kewajiban direksi sebagai pihak utama yang harus bertanggung jawab.

b. Sumber Daya Manusia 

Perusahaan harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada pejabat dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap ketentuan eksternal dan internal serta kode etik internal perusahaan.

c. Organisasi Manajemen Risiko Binis 

Seluruh unit bisnis dan pendukung memiliki tanggung jawab dalam membantu direksi untuk menyusun perencanaan dan implementasi rencana bisnis pertama memastikan bahwa praktik manajemen risiko bisnis dan pengendalian di unit bisnis telah konsisten sesuai dengan kerangka manajemen risiko secara keseluruhan. Selain itu, unit bisnis dan pendukung juga diharapkan memiliki kebijakan, prosedur, dan sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas kerangka manajemen risiko bisnis.

2.3.2 Kebijakan, Prosedur, Dan Penetapan Limit 

a. Stratergi Manajemen Risiko 

Dalam penyusunan rencana bisnis perusahaan harus memahami kondisi, lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri di mana perusahaan beroperasi termasuk bagaimana dampak perubahan lingkungan pada bisnis, produk, teknologi, dan jaringan kantor perusahaan. 

b. Kebijakan dan Prosedur 

Perusahaan harus memiliki suatu kebijakan dan prosedur dalam penyusunan dan persetujuan rencana bisnis, di mana kecukupan prosedur dan merespon perubahan lingkungan bisnis juga diperlukan. Selain itu, perusahaan juga harus memiliki prosedur dalam mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan kerja sesuai dengan jadwalnya. 

c. Limit 

Limit risiko bisnis dekat dengan batasan penyimpangan dari suatu rencana bisnis yang telah ditetapkan oleh perusahaan seperti limit deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian. 

2.3.3 Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Dan Pengendalian Risiko, Serta Sistem Informasi Untuk Risiko Bisnis 

a. Mengidentifikasi Risiko 

Bisnis Perusahaan harus mengidentifikasi dan mengelompokkan deviasi atau suatu penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak efektifnya pelaksanaan rencana bisnis yang telah ditetapkan terutama yang berdampak signifikan terhadap modal perusahaan. 

b. Pengukuran Risiko Bisnis 

Untuk mengukur sejauh mana risiko bisnis hasil yang sering digunakan yaitu dengan penggunaan rasio degree of operating leverage (DOL), yakni rasio yang melihat perubahan laba operasi dengan perubahan penjualan 

DOL Tinggi VS DOL Rendah 

Diantara kedua macam DOL di atas sebenarnya yang manakah yang lebih baik? jawabannya yakni tergantung kepada jenis dari perusahaan itu tersendiri jika perusahaan memiliki DOL yang tinggi dan termasuk kedalam industri yang memiliki penjualan yang dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian secara umum seperti layaknya industri barang tahan lama. Maka dari itu, perusahaan tersebut akan mengalami perubahan besar dalam EBIT (earning before interest and taxes) karena adanya fluktuasi penjualan. Namun, saat terjadinya peningkatan nilai EBIT, maka hal tersebut akan mempengaruhi risiko arus pendapatan yang juga bertambah tinggi.

Adanya DOL yang tinggi mengakibatkan biaya variabel menjadi rendah, di mana hal tersebut kemudian memungkinkan untuk diterapkannya suatu kebijaksanaan harga yang agresif tujuan meningkatkan keuntungan.

Faktor yang Mempengaruhi DOL 

 Terdapat dua macam faktor yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya DOL yakni kompetisi dalam suatu industri dan struktur biaya. Berdasarkan pendapat Djohanputro (2008) "Semakin ketat persaingan maka akan semakin kecil margin yang akan didapatkan suatu perusahaan", bagaimana hal tersebut akan mengakibatkan perang diskon yang akan memperkecil DOL perusahaan.

Menurut Cravens (2012), kapabilitas yang nyata dimiliki oleh sebuah perusahaan akan menjadi keunggulan dalam bisnis yang berorientasi pada pasar. Salah satu kapabilitas yang paling penting dimiliki oleh sebuah perusahaan berupa biaya overhead yang rendah. Faktor kunci yang menyebabkan tersebut dapat terjadi yaitu struktur biaya yang kompetitif terutama biaya tetap, di mana struktur biaya sendiri terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Semakin tinggi komposisi biaya tetap dibandingkan dengan total biaya maka akan semakin besar DOL perusahaan. Ketika perusahaan mengalami peningkatan penjualan maka biaya semakin besar, dan ketika penjualan menurun maka nilai DOL akan menurun. Perlakuan dominasi biaya tetap dan variabel akan sangat bergantung dari selera manajemen semakin tinggi selera risiko maka manajemen akan semakin berani untuk mengubah struktur biaya dari dominasi biaya variabel ke dominasi biaya tetap. 

c. Pemantauan Risiko Bisnis 

Perusahaan memantau dan mengendalikan pengembangan implementasi rencana bisnis secara berkala. Pemantauan dilakukan dengan memerhatikan pengalaman kerugian dimasa lalu yang disebabkan oleh risiko bisnis atau penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis. Biasanya isu yang timbul akibat perubahan operasional dan lingkungan bisnis yang berdampak negatif terhadap kondisi bisnis atau kondisi keuangan perusahaan. Dan wajib dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat waktu dengan disertai analisis dampak apa yang terjadi dan bagaimana tindakan yang diperlukan untuk perbaikan. 

d. Pengendalian Risiko Bisnis 

Perusahaan harus memiliki sistem dan pengendalian untuk memantau kinerja, termasuk kineeja keuangan, dengan cara membandingkan ‘hasil aktual’ dengan ‘hasil yang diharapkan’ untuk memastikan bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada dewan direksi. Sistem tersebut harus disetujui dan ditinjau secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya secara berkelanjutan. 

e. Sistem Informasi Manajemen Risiko Bisnis 

Perusahaan harus memastikan bahwa sistem informasi manajemen yang dimiliki telah memadai, dalam rangka mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dan ditinjau sceara berkala. Satuan kerja/fungsi yang melaksanakan manajemen risiko bisnis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh risiko material yang timbul dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat waktu. 

2.3.4 Sistem Pengendalian Intern

Penerapan manajemen risiko bisnis yang efektif dilengkapi dengan sistem pengendalian yang andal, sistem yang efektf dapat membantu pengurus perusahaan mnejaga asset, menjamin ktersedianya pelaporan keuangan dan manajerial, meningkatkan kepatuhan, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelanggaran. Dan ini menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja. 


BAB III PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

Risiko Bisnis dapat diartikan sebagai suatu risiko yang terkait dengan posisi kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah. Di dalam perusahaan terdapat dewan komisaris dan direksi yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab menyusun dan menyetujui rencana bisnis dan mengomunikasikan kepada pejabat dan atau pegawai perusahaan pada setiap jenjang organisasi. Pada perusahaan akan dibutuhkan suatu pengendalian risiko bisnis agar dapat memantau kinerja dengan cara membandingkan ‘hasil aktual’ dengan ‘hasil yang diharapkan’ untuk memastikan bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada dewan direksi. Selain itu, sistem informasi risiko bisnis yang dimiliku juga harus dipastikan agar selalu memadai, dalam rangka mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dan ditinjau sceara berkala sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelanggaran. 

3.2 Saran 

Kami sangat berharap makalah ini dapat memberi informasi dan membantu para pembaca untuk memahami secara lebih mendalam mengenai “Manajemen Risiko Bisnis”. Namun, kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami berharap besar untuk kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Sekian dan terimakasih atas perhatiannya.




Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter