Berisi resume PSAK 63 terkait dengan pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi. Semoga bermanfaat!
A. PENDAHULUAN
1. Tujuan
Pernyataan PSAK 63 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan saat terjadi kondisi Ekonomi mengalami Hiperinflasi.
2. Ruang Lingkup
1) Pernyataan ini diterapkan untuk pelaporan keuangan, termasuk laporan keuangan kosolidasian, dari setiap entitas yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang yang mengalami hiperinflasi.
2) PSAK 63 tidak menetapkan suatu tingkat inflasi tertentu bahwa hiperinflasi dianggap terjadi. Pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan kapan penyajian kembali laporan keuangan perlu dilakukan sesuai dengan pernyataan ini. Karakteristik dari lingkungan ekonomi suatu negara yang merupakan indikasi bahwa negara tersebut sedang mengalami hiperinflasi antara lain :
a. Penduduknya lebih memilih untuk menyimpang kekayaan mereka dalam bentuk aset nonmoneter atau dalam valuta asing yang relatif stabil.
b. Penduduknya mempertimbangkan jumah moneter bukan dalam mata uang lokal tetapi dalam mata uang asing yang relatif lebih stabil.
c. Harga yang berlaku dalam penjualan dan pembelian secara kredit ditentukan dengan memasukan faktor ekspektasi hilangnya daya beli selama periode kredit, bahkan jika periode kreditnya singkat.
d. Suku bunga, upah , dan harga dikaitkan dengan indeks harga
e. Tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%
3) Seluruh entitas yang menyusun laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi yang sama dianjurkan menerapkan Pernyataan ini dari tanggal yang sama. Namun, Pernyataan ini diterapkan atas laporan keuangan setiap entitas sejak awal periode pelaporan ketika entitas mengidentifikasi adanya hiperinflasi di negara yang mata uangnya digunakan oleh entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan
B. Penyajian Kembali Laporan Keuangan
1. Entitas yang menyusun laporan keuangan dengan dasar akuntansi biaya historis melakukannya tanpa mempertimbangkan perubahan tingkat harga aa pun kenaika harga tertentu dari aset atau liabilitas yang diakui. Pengecualian atas PEP ini diterapkan bagi aset dan liabilitas yang disyaratkan, atau dipilih, untuk diukur pada nilai Wajar, Sebapai contoh, aset tetap dapat direvaluasi pada nilai wajar dan aset biologis secara umum disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar. Akan tetapi beberapa entitas menyajikan laporan keuangan berdasarkan pendekatan biaya kini yang mencerminkan dampak perubahan harga Spesifik dari aset yang dimiliki.
2. Dalam ekonomi hiperinflasi, laporan keuangan, baik yang disusun berdasarkan pendekatan biaya historis maupun pendekatan biaya kini, hanya akan berguna jika dinyatakan dalam unit pengukuran yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Entitas tidak diizinkan menyajikan secara terpisah laporan keuangan yang tidak disajikan kembali walaupun melampirkan informasi yang disyaratkan oleh Pernyataan ini.
3. Laporan keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya merupakan mata uang ekonomi hiperinflasi, baik berdasarkan pendekatan biaya historis atau pendekatan biaya kini, disajikan dalam unit pengukuran yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Angka-angka terkait untuk periode sebelumnya yang disyaratkan oleh PSAK I: Penyajian Laporan Keuangan dan setiap informasi dalam periode sebelumnya juga disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Untuk tujuan penyajian jumlah komparatif dalam mata uang penyajian yang berbeda, diterapkan PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 42 (b) dan 43.
4. Keuntungan atau kerugian atas posisi moneter neto dimasukkan dalam laba rugi dan diungkapkan secara terpisah.
a) Laporan Posisi Keuangan
Jumlah dalam laporan posisi keuangan yang belum dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum.
Pos-pos moneter tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit moneter kini pada akhir periode pelaporan.
*Aset dan liabilitas, melalui perjanjian, yang terhubung dengan perubahan harga contohnya pinjaman dan obligasi yang dikaitkan dengan indeks, disesuaikan berdasarkan dengan perjanjian untuk memastikan besaran jumlah saldo pada akhir periode pelaporan. Pos-pos tersebut dicatat pada jumlah yang telah disesuaikan dalam laporan posisi keuangan yang disajikan kembali.
Sebagian besar pos nonmoneter dicatat pada biaya-perolehan atau biaya perolehan dikurangi depresiasi. Oleh karena:itu, pos tersebut disajikan sebesar jumlah kini pada. tanggal akuisisinya. Biaya perolehan, atau biaya perolehan dikurangi depresiasi, yang disajikan kembali untuk setiap pos ditentukan dengan menerapkan perubahan indeks harga umum dari tanggal akuisisi sampai akhir periode pelaporan pada biaya historis dan akumulasi depresiasi. Contohnya, aset tetap, persediaan bahan baku dan barang dagang, goodwill, paten, merek dagang, dan aset serupa disajikan kembali dari tanggal pembeliannya. Persediaan barang setengah jadi dan barang jadi disajikan kembali dari tanggal terjadinya biaya pembelian dan biaya konversi.
Catatan rinci tentang tanggal akuisisi dari unit aset tetap mungkin tidak tersedia atau tidak dapat diestimasi. Dalam keadaan yang jarang terjadi seperti ini, mungkin diperlukan, dalam periode pertama kali menerapkan: Pernyataan ini, penggunaan penilaian profesional independen atas nilai unit tersebut sebagai dasar penyajian kembalinya.
Untuk periode saat penyajian kembali aset tetap yang disyaratkan oleh Pernyataan ini, indeks harga umum mungkin tidak tersedia. Dalam keadaan ini, entitas mungkin perlu menggunakan estimasi berdasarkan, sebagai contoh, pada pergerakan kurs antara.mata uang fungsional dan valuta asing yang relatif stabil.
Beberapa pos nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada tanggal selain tanggal akuisisi atau tanggal laporan posisi keuangan, sebagai contoh aset tetap yang telah direvaluasi pada tanggal sebelumnya. Dalam kasus ini, jumlah tercatat disajikan kembali dari tanggal revaluasi. Jumlah yang disajikan kembali dari pos nonmoneter diturunkan nilainya,. sesuai dengan PSAK terkait, ketika jumlah tersebut melebihi jumlah terpulihkan. Sebagai contoh, jumlah aset tetap, goodwill, paten, dan merek dagang yang disajikan kembali diturunkan ke jumlah terpulihkan, dan jumlah persediaan yang disajikan kembali diturunkan ke nilai realisasi neto. Investee yang dicatat dengan metode ekuitas dapat membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain investee tersebut disajikan kembali sesuai dengan Pernyataan ini untuk menghitung bagian investor atas aset neto dan laba rugi. Ketika laporan keuangan investee yang disajikan kembali dinyatakan dalam valuta asing, maka laporan keuangan tersebut dijabarkan pada kurs penutupan.
Pengaruh inflasi biasanya diakui dalam biaya pinjaman. Hal yang tidak tepat untuk menyajikan kembali pengeluaran modal yang dibiayai dengan pinjaman serta mengkapitalisasi bagian biaya pinjaman yang mengkompensasi inflasi selama periode yang sama. Bagian biaya pinjaman ini diakui sebagai beban dalam periode saat biaya terjadi.
Entitas mungkin memperoleh aset dalam suatu perjanjian yang mengizinkan entitas untuk menangguhkan pembayaran tanpa menimbulkan beban bunga eksplisit. Jika penentuan jumlah bunga implisit tidak praktis, maka aset tersebut disajikan kembali dari tanggal pembayaran dan bukan tanggal pembelian. Pada awal periode pertama kali penerapan Pernyataan ini, komponen ekuitas . kecuali saldo laba dan surplus revaluasi, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari tanggal komponen ekuitas tersebut dikontribusikan atau saat muncul, surplus revaluasi yang timbul dalam periode sebelumnya dieliminasi. Saldo laba yang disajikan kembali ditentukan berdasarkan seluruh jumlah lain dalam laporan posisi keuangan Yang disajikan kembali.
Padar akhir periode pertama dan dalam periode selanjutnya, seluruh komponen ekuitas pemilik disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum sejak awal periode atau tanggal kontribusi jika lebih belakangan. Perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode diungkapkan sesuai dengan PSAK 1
b) Laporan laba rugi dan penghasilan komperhensif lain
Pernyataan ini mensyaratkan bahwa seluruh pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir Periode pelaporan. Oleh karena itu, seluruh jumlah perlu untuk disajikan kembali dengan menerapkan perubahan indeks harga umum sejak tanggal pos penghasilan dan beban tersebut awalnya dicatat dalam laporan keuangan.
c) Keuntungan atau Kerugian Posisi Moneter Neto
Dalam suatu periode inflasi, jika entitas memiliki aset moneter melebihi liabilitas moneter, maka daya beli entitas menurun dan jika entitas memiliki liabilitas moneter melebihi aset moneter, maka daya beli entitas meningkat sepanjang aset dan liabilitas tersebut tidak terkait dengan suatu tingkat harga. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto tersebut dapat ditentukan dari selisih yang timbul dari penyajian kembali aset nonmoneter, ekuitas, dan pospos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain serta penyesuaian aset dan liabilitas yang terkait dengan indeks. Keuntungan atau kerugian tersebut dapat diestimasi dengan menerapkan perubahan indeks harga umum terhadap rata-rata tertimbang selama periode dari selisih antara aset moneter dan liabilitas moneter. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto dimasukkan dalam laba rugi, penyesuaian terhadap aset dan liabilitas yang terkait dengan perubahan harga (tertuang di perjanjian) sesuai dengan paragraf 13*, disalinghapuskan dengan keuntungan atau kerugian posisi moneter neto.
C. Laporan Keuangan Biaya Kini
a) Laporan Posisi Keuangan
Pos yang disajikan pada biaya kini tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Pos lainnya dalam laporan posisi keuangan disajikan kembali sesuai dengan Laporan Keuangan Biaya Historis bagian laporan posisi keuangan
b) Laporan Laba Rugi atau Komperhensif lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang menggunakan biaya kini, sebelum penyajian kembali, secara umum melaporkan biaya kini pada waktu terjadinya transaksi atau peristiwa yang mendasari. Oleh karna itu, seluruh jumlah -tersebut perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan dengan menggunakan indeks harga umum.
c) Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto
Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto dicatat sesuai dengan “Penyajian kembali laporan keuangan bagian keuntungan atau kerugian posisi neto paragraf 1 dan 2”.
d) Pajak
Penyajian kembali laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan ini dapat menimbulkan selisih antara jumlah tercatat aset dan liabilitas individual: dalam laporan posisi keuangan dan dasar pajaknya. Selisih tersebut dicatat:sesuai dengan: PSAK 46
e) Laporan Arus Kas
Pernyataan ini mensyaratkan bahwa seluruh pos dalam laporan arus kas dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan.
f) Angka Terkait
Angka terkait pada periode pelaporan sebelumnya, apakah angka tersebut berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau pendekatan biaya kini, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum, sehingga, laporan keuangan komparatif disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Informasi yang diungkapkan sehubungan dengan periode sebelumnya juga dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Untuk tujuan penyajian jumlah komparatif dalam penyajian yang berbeda mata uang, diterapkan PSAK 10:
g) Laporan Keuangan Konsolidasi
Entitas induk yang membuat laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi dapat memiliki entitas anak yang juga membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan keuangan entitas anak tersebut perlu disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari negara yang mata uangnya dilaporkan sebelum dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian yang diterbitkan oleh entitas induk. Jika entitas anak merupakan entitas asing, maka laporan keuangan yang disajikan kembali dijabarkan pada kurs penutupan. Laporan keuangan entitas anak yang tidak dilaporkan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi diperlakukan sesuai PSAK 10 Jika laporan keuangan dengan akhir periode pelaporan yang berbeda dikonsolidasikan, maka seluruh pos moneter dan nonmoneter perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada tanggal laporan keuangan konsolidasian.
D. Pemilihan dan Penggunaan Indeks Harga Umum
Penyajian kembali laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan ini mensyaratkan penggunaan indeks harga umum yang mencerminkan perubahan daya beli umum. Dianjurkan seluruh entitas yang membuat laporan keuangan dalam mata uang dalam ekonomi yang sama menggunakan indeks yang sama.
E. Ekonomi Hiperinflasi Berakhir
Jika ekonomi hiperinflasi berakhir dan entitas menghentikan penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan pernyataan ini, maka entitas memperlakukan jumlah yang dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan sebelumnya sebagai dasar jumlah tercatat dalam laporan keungan selanjutnya.
F. Pengungkapan
Entitas membuat pengungkapan sebagai berikut :
1. fakta bahwa laporan Keuangan dan angka yang terkait dalam periode sebelumnya, telah disajikan kembali untuk perubahan dalam daya beli umum dari mata Uang fungsional dan, sebagai akibatnya, disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan.
2. laporan keuangan berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau pendekatan biaya kini
3. nama dan tingkat indeks harga pada akhir periode pelaporan dan pergerakan dalan indeks tersebut selama periode pelaporan kini dan sebelumnya. Pengungkapan yang disyaratkan oleh Pernyataan ini diperlukan untuk menjelaskan dasar atas perlakuan pengaruh inflasi dalam laporan keuangan.
G. Tanggal Efektif
Entitas menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2012
Post a Comment
Post a Comment