-->

RESUME PSAK 68 PENGUKURAN NILAI WAJAR

Berisi resume PSAK 68 terkait dengan pengukruan nilai wajar. Semoga bermanfaat!


A. PENDAHULUAN 

a. Tujuan 

Pernyataan PSAK 68 ini : 

a) Mendefinisikan nilai wajar (fair value); 

b) Menetapkan dalam satu Pernyataan, suatu kerangka pengukuran nilai wajar; dan 

c) Mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar. 

Nilai wajar merupakan pengukuran berbasis pasar, bukan pengukuran yang spesifik atas suatu entitas. Untuk beberapa aset dan liabilitas, transaksi pasar atau informasi pasar yang dapat diobservasi dapat tersedia. Untuk aset dan liabilitas lain, hal tersebut mungkin tidak tersedia. Akan tetapi, tujuan pengukuran nilai wajar dalam kedua kasus tersebut sama adalah untuk mengestimasi harga di mana transaksi teratur (oderly transaction) untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluar pada tanggal pengukuran dari perspektif pelaku pasar yang memiliki aset atau liabilitas). 

Ketika harga aset atau liabilitas yang identik tidak dapat diobservasi, entitas mengukur nilai wajar menggunakan teknik penilaian lain yang memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Karena nilai wajar merupakan pengukuran berbasis pasar, maka nilai wajar diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas, termasuk asumsi mengenai risiko. Akibatnya, intensi entitas untuk memiliki aset atau untuk menyelesaikan atau memenuhi liabilitas menjadi tidak relevan ketika menggunakan nilai wajar. 

b. Ruang Lingkup 

Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran nilai wajar atau pengungkapan mengenai nilai wajar, kecuali sebagaimana dijelaskan seperti di bawah ini. 

Persyaratan pengukuran dan pengungkapan dalam Pernyataan ini tidak diterapkan untuk hal sebagai berikut: 

a) Transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham; 

b) Transaksi sewa yang dicatat sesuai dengan PSAK 73: Sewa; dan 

c) Pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (not realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. 

Pengungkapan yang disyaratkan dalam Pernyataan ini tidak disyaratkan untuk hal sebagai berikut: 

a) Aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja; 

b) Investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya; dan 

c) Aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar dikurangi biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. 

B. PENGUKURAN 

a. Definisi 

Nilai Wajar Pernyataan PSAK 68 ini mendefinisikan nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. 

b. Aset atau Liabilitas 

Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas tertentu. Oleh karena itu, ketika mengukur nilai wajar entitas memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik tersebut termasuk, sebagai contoh, hal sebagai berikut: 

a) Kondisi dan lokasi aset; dan 

b) Pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset. 

Dampak pengukuran yang timbul dari suatu karakteristik tertentu akan berbeda bergantung pada bagaimana karakteristik tersebut akan diperhitungkan oleh pelaku pasar. 

Aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari salah satu hal sebagai berikut: 

a) Aset atau liabilitas yang berdiri sendiri (contohnya instrumen keuangan atau aset nonkeuangan); atau 

b) Sekelompok aset, sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas (contohnya unit penghasil kas atau bisnis). 

c. Transaksi 

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan dalam transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini. Transaksi teratur disini diartikan sebagai transaksi yang mengasumsikan eksposur ke pasar untuk periode sebelum tanggal pengukuran untuk memungkinkan kegiatan pemasaran yang lazim dan umum untuk transaksi yang melibatkan aset atau liabilitas; transaksi tersebut bukan merupakan transaksi yang dipaksakan (contohnya likuidasi yang dipaksakan atau penjualan karena keterpaksaan). 

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi: 

a) Di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas tersebut. Dimana pasar utama merupakan pasar dengan volume dan tingkat aktivitas terbesar untuk aset atau liabilitas. 

b) Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut. Pasar ini merupakan pasar yang memaksimalkan jumlah yang akan diterima untuk menjual aset atau meminimalkan jumlah yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas, setelah memperhitungkan biaya transaksi dan biaya transpor. 

d. Pelaku Pasar 

Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau libilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya. 

Dalam mengembangkan asumsi tersebut, entitas tidak perlu mengidentifikasi pelaku pasar yang spesifik. Sebaliknya, entitas mengidentifikasi karakteristik yang membedakan pelaku pasar secara umum, mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk seluruh hal sebagai berikut: 

a) Aset atau liabilitas; 

b) Pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) untuk aset atau liabilitas; dan 

c) Pelaku pasar yang akan melakukan transaksi dengan entitas di pasar tersebut. 

e. Harga 

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. 

Harga di pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) yang digunakan untuk mengukur nilai wajar aset atau liabilitas tidak disesuaikan dengan biaya transaksi. Biaya transaksi yang dimaksud adalah biaya untuk menjual suatu aset atau mengalihkan suatu liabilitas di pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) untuk aset atau laibilitas yang dapat diatribusikan secara langsung kepada pelepasan aset atau pengalihan liabilitas dan biaya tersebut memenuhi kedua kriteri sebagai berikut: 

a) Timbul secara langsung dari transaksi tersebut dan penting bagi transaksi tersebut. 

b) Tidak akan dikeluarkan entitas jika keputusan untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas tidak dibuat (serupa dengan biaya untuk menjual, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan). 

f. Penerapan pada Aset Nonkeuangan 

  • Penggunaan Tertinggi dan Terbaik untuk Aset Nonkeuangan 

Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya. 

Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan memperhitungkan penggunaan aset yang secara fisik dimungkinkan, secara hukum diizinkan, dan layak secara keuangan sebagai berikut: 

a) Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan memperhitungkan karakteristik fisik aset yang akan diperhitungkan pelaku pasar ketika menentukan harga aset (contohnya lokasi atau ukuran properti). 

b) Penggunaan yang secara hukum diizinkan memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas penggunaan aset yang akan diperhitungkan pelaku pasar ketika menentukan harga aset (contohnya peraturan kawasan yang berlaku atas properti). 

c) Penggunaan yang layak secara keuangan memperhitungkan apakah penggunaan aset yang secara fisik dimungkinkan dan secara hukum diizinkan menghasilkan pendapatan atau arus kas yang memadai (dengan memperhitungkan biaya untuk mengkonversi aset untuk penggunaan tersebut) untuk menghasilkan imbal hasil investasi yang disyaratkan pelaku pasar dari investasi atas aset tersebut, digunakan dalam penggunaan tersebut. 

Penggunaan tertinggi dan terbaik ditentukan dari perspektif pelaku pasar, bahkan jika entitas memiliki intensi untuk penggunaan yang berbeda. Akan tetapi, penggunaan aset nonkeuangan saat ini oleh entitas dianggap sebagai penggunaan tertinggi dan terbaiknya, kecuali pasar atau faktor lain menunjukkan bahwa penggunaan yang berbeda oleh pelaku pasar akan memaksimalkan nilai aset tersebut. 

  • Presmis Penilaian untuk Aset Nonkeuangan 

Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan menetapkan presmis penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajr aset, sebagai berikut: 

a) Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat memberikan nilai maksimum kepada pelaku pasar melalui penggunaan aset tersebut dalam kombinasi dengan aset lain sebagai suatu kelompok (sebagaimana terpasang atau terkonfigurasi untuk digunakan) atau dalam kombinasi dengan aset dan liabilitas lain (contohnya suatu bisnis). 

i. Jika penggunaan tertinggi dan terbaik aset adalah untuk menggunakan aset tersebut dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain, nilai wajar aset adalah harga yang akan diterima dari transaksi saat ini untuk menjual aset, dengan asumsi bahwa aset tersebut akan digunakan dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain, dan bahwa aset dan liabilitas tersebut (yaitu aset pelengkapnya dan liabilitas terkaitnya) akan tersedia bagi pelaku pasar. 

ii. Liabilitas yang terkait dengan aset dan aset pelengkap termasuk liabilitas yang mendanai modal kerja, tetapi tidak termasuk liabilitas yang digunakan untuk mendanai aset selain dari yang termasuk dalam kelompok aset tersebut. 

iii. Asumsi mengenai penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan konsisten untuk seluruh aset (di mana penggunaan tertinggi dan terbaik adalah relevan) dari kelompok aset atau kelompok aset dan liabilitas di mana aset tersebut digunakan. 

b) Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat menyediakan nilai maksimum kepada pelaku pasar secara tersendiri. Jika pengguaan tertinggi dan terbaik aset adalah untuk digunakan secara tersendiri, maka nilai wajar aset adalah harga yang akan diterima dalam transaksi saat ini untuk menjual aset tersebut kepada pelaku pasar yang akan menggunakan aset tersebut secara tersendiri. 

g. Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri 

  • Prinsip Umum 

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau liabilitas nonkeuangan, atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan saham yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri mengasumsikan hal sebagai berikut: 

a) Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan akan disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran. 

b) Instrumen ekuitas milik sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran. 

Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Dimiliki Pihak Lain sebagai Aset. Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik dimiliki pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik sebagai aset pada tanggal pengukuran. Dalam kasus ini, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai berikut: 

a) Menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk liabilitas atau instrumen ekuitas yang identik yang dimiliki pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut tersedia. 

b) Jika harga tersebut tidak tersedia, maka menggunakan input lain yang dapat diobservasi 

c) Jika harga yang dapat diobservasi dalam poin a dan b tidak tersedia, maka menggunakan teknik penilaian lain, seperti: 

i. Pendekatan penghasilan (income approach) contohnya teknik nilai sekarang yang memperhitungkan nilai arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima pelaku pasar dari kepemilikannya atas liabilitas atau instrumn ekuitas sebagai aset; 

ii. Pendekatan pasar (market approach) contohnya menggunakan harga kuotasian untuk laibilitas atau instrumen ekuitas yang serupa yang dimiliki pihak lain sebagai aset. 

Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain sebagai Aset. Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, sentitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim atas ekuitas. Sebagai contoh, ketika menerapkan teknik nilai sekarang entitas dapat memperhitungkan salah satu dari hal sebagai berikut: 

a) Arus kas keluar masa depan yang diperkirakan akan dikeluarkan pelaku pasar dalam memenuhi kewajiban 

b) Jumlah yang akan diterima pelaku pasar untuk melakukan atau menerbitkan laibilitas atau instrumen ekuitas yang identik. 

  • Risiko Wanprestasi 

Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi (non-performance risk). Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada, risiko kredit entitas (sebagaimana didefiniskan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan). Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah pengalihan liabilitas. Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi berdasarkan unit akunnya. 

Ketika mengukur nilai wajar liabilitas, entitas memperhitungkan dampak risiko kreditnya (reputasi kredit) dan faktor lain apapun yang dapat mempengaruhi kemungkinan bahwa kewajiban akan atau tidak akan terpenuhi. Dampak tersebut dapat berbeda bergantung pada laibilitasnya, sebagai contoh: 

a) Apakah liabilitas merupakan kewajiban untuk menyerahkan kas (liabilitas keuangan) atau kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa (liabilitas nonkeuangan). 

b) Persyaratan peningkatan kualitas kredit terkait dengan liabilitas, jika ada. 

  • Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitasatau Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri 

Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri, entitas tidak memasukkan input yang terpisah atau penyesuaian terhadap input lain yang terkait dengan keberadaan pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau isntrumen ekuitas milik entitas sendiri tersebut. Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input lain terhadap pengukuran nilai wajar. 

  • Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali Sewaktu-waktu 

Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (contohnya giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang teruttang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar. 

h. Penerapan pada Aset Keuangan dan Libilitas Keuangan dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan 

Entitas yang memiliki sekelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan terekspos terhadap risiko pasar dan risiko kredit dari setiap pihak lawan. Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut berdasarkan eksposur netonya teradap risiko pasar atau risiko kredit, maka entitas diizinkan untuk menerapkan pengecualian terhadap Pernyataan ini untuk mengukur nilai wajar. 

  • Eksposur terhadap Risiko Pasar 

Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraf 48, entitas memastikan bahwa risiko pasar di mana entitas terekspos dalam kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut secara substansial adalah sama. Sebagai contoh, entitas tidak akan mengkombinasikan risiko suku bunga yang terkait dengan aset keuangan dengan risiko harga komoditas yang terkait dengan liabilitas keuangan karena dengan melakukan hal tersebut tidak akan mengurangi eksposur entitas terhadap risiko suku bunga atau risiko harga komoditas. 

  • Eksposur terhadap Risiko Kredit Pihak Lawan Tertentu 

Ketika menggunakan pengecualian dalam paragraf 48 untuk mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dilakukan dengan pihak lawan tertentu, entitas memperhitungkan dampak eksposur netonya terhadap risiko kredit pihak lawan tersebut atau eksposur neto pihak lawan terhadap risiko kredit entitas dalam pengukuran nilai wajar ketika pelaku pasar akan memperhitungkan perjanjian apapun yang ada saat ini yang mengurangi eksposur risiko kredit jika terjadi gagal bayar. 

i. Nilai Wajar pada Saat Pengakuan Awal 

Ketika aset diperoleh atau liabilitas diambil alih dalam transaksi pertukaran untuk aset atau liabilitas tersebut, harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk memperoleh aset atau harga yang diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masuk). Sebaliknya, nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas (harga keluar). Entitas tidak perlu menjual aset pada harga yang dibayar untuk memperoleh aset tersebut. Serupa dengan hal tersebut, entitas tidak perlu mengalihkan liabilitas pada harga yang diterima untuk mengambil alih liabilitas tersebut. 

Ketika menentukan apakah nilai wajar pada saat pengakuan awal sama dengan harga transaksi, entitas memperhitungkan faktor yang spesifik atas transaksi dan aset atau liabilitas tersebut. 

Jika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan entitas untuk mengukur aset atau liabiltas awalnya pada nilai wajar dan harga transaksi berbeda dari nilai wajar, maka entitas mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, kecuali dinyatakan lain dalam Pernyataan tersebut. 

j. Teknik Penilaian 

Entitas merupakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. 

 Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk mengestimasi harga dimana transaksi teratur untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini. 

Jika harga transaksi adalah nilai wajar pada saat pengakuan awal dan teknik penilaian yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi akan digunakan untuk mengukur nilai wajar dalam periode selanjutnya, maka teknik penilaian dikalibrasi sehingga pada saar pengakuan awal hasil dari teknik penilaian akan sama dengan harga transaksi. 

 k. Input Pada Teknik Penilaian 

Prinsip Umum 

Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar memkasimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan memaksimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

Hirarki Nilai Wajar 

  • Input Level 1 

Input level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. 

Entitas tidak membuat penyesuaian terhadap input level 1 dalam beberapa keadaan sebagai berikut : 

1. Ketika entitas memiliki dalam jumlah besar aset atau liabilitas 

2. Ketika harga kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada tanggal pengukuran 

3. Ketika mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri menggunakan harga kuotasian. 

  • Input Level 2 

Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. 

  •  Input Level 3 

Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas. Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia, sehingga memungkinkan adanya situasi dimana terdapat sedikit, jika ada, aktivitas pasar untuk aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. 

C. PENGUNGKAPAN 

Entitas pengungkapan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut : 

1. Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut. 

2. Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan, dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.




Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter